Meski malam hari, turunnya hujan abu tersebut dapat terlihat nyata dengan kasat mata. Sejumlah kaca mobil yang diparkir di halaman rumah menjadi berwarna putih akibat tertutup debu tersebut.
Dari pantauan Suara Merdeka, hujan abu tersebut menggegerkan warga terutama yang saat itu berada di luar rumah. Sejumlah pedagang yang berjualan di Alun-alun Kebumen terlihat ribut. Sebagian bahkan buru-buru mengemasi barang dagangannya karena takut abu vulkanik membahayakan dirinya. Sejumlah warga yang tengah berada di pusat kota juga buru-buru pulang.
"Abunya bikin pedih di mata. Mendongak sebentar saja mata langsung terkena debu," ujar Ristiyono (35) salah satu warga kepada Suara Merdeka.
Hujan abu juga terjadi di wilayah Kota Gombong yang berjarak sekitar 20 kilometer arah barat Kebumen. Bahkan hujan abu tersebut mengakibatkan terjadinya tabrakan sepeda motor di Jalan Yos Sudarso Gombong. Kecelakaan ringan itu diduga karena mata pengendara terkena debu sehingga kehilangan kendali.
"Di sini, cukup banyak abunya, Mas. Mirip hujan salju saja," ujar Dwi Anto Sulistiawan (45) warga Gombong.
Sementara mobil yang melintas di Jalan Raya Kebumen-Gombong terlihat pelan, karena hujan abu cukup pekat menghambat jarak pandang. "Jalan-jalan juga berdebu," kata Camat Sadang, Drs Hery Setyanto.
sumber sepenuhnya di ambil dari sini.
0 komentar:
Posting Komentar